Komitmen hidup bersih, salah satunya
ditandai dengan kebiasaan membuang sampah. Setiap hari aktivitas dalam
keluarga menyisakan beragam jenis sampah. Kegiatan memasak di dapur,
membeli barang-barang kebutuhan sehari-hari seperti sabun, sikat gigi,
minuman kemasan dan lain-lain, tetap menyisakan sampah di rumah kita.
Belum termasuk sampah-sampah guguran daun di taman halaman rumah. Boleh
dibilang tak ada rumah yang tak memproduksi sampah setiap hari.
Sampah-sampah tersebut jelas tidak ada yang disimpan. Pastinya, setiap
ada sampah yang terlihat di lantai akan dibuang. Persoalannya, dibuang
ke mana?
Membersihkan rumah dari
sampah ternyata tidak hanya dilihat dari masalah kesehatan. Kegiatan
bersih-bersih rumah dan membuang sampah harus dilihat sebagai masalah
lingkungan. Membuang sampah yang tidak disiplin pada tempat yang
seharusnya justru tidak hanya mendatangkan penyakit, namun menimbulkan
masalah lingkungan.
Kita sering menemukan tulisan peringatan di tembok rumah tetangga atau lahan kosong,"Jangan Membuang Sampah di Sini!" Meski sudah ada peringatan itu, sampah justeru makin menumpuk di lahan tersebut. Tak jarang, membuang sampah yang tidak pada tempatnya kerap menuai konflik antartetangga atau antarwarga.
Ada peringatan atau tidak ada peringatan, membuang sampah tetap harus menimbang aturan lingkungan. Perilaku membuang sampah sembarangan tidak hanya memicu konflik kehidupan bertetangga, namun bisa mendatangkan ancaman bencana lingkungan.
Sering kali, mentang-mentang tidak ada peringatan "Jangan Buang Sampah di Sini!", ada yang membuang sampah seenaknya di tempat yang tidak seharusnya: sungai, selokan, drainase, tanah lapang, trotoar dan lainnya. Perilaku membuang sampah sembarangan seperti itu dapat mendatangkan bencana antara lain pencemaran bau tak sedap, wabah penyakit dan bencana banjir akibat saluran air tersumbat sampah.
Sampah, bila tidak ditangani dengan baik menjadi sumber masalah lingkungan yang pelik. Banyak anggaran digelontorkan untuk penanggulangan sampah, hasilnya tetap tidak maksimal. Sampah masih menumpuk di sana-sini. Sampah masih menyumbat selokan dan aliran sungai. Berbagai pemikiran juga dituangkan untuk menemukan solusi mengentaskan problem sampah sebagai masalah lingkungan yang paling akrab dengan aktivitas kehidupan. Berbagai teknologi diciptakan untuk mengubah sampah menjadi sesuatu yang lebih bermanfaat bagi kehidupan. Meski demikian sampah masih tetap menjadi masalah di berbagai kota.
Pemerintah telah menerapkan berbagai kebijakan menyangkut pengelolaan dan aturan penanganan sampah. Di setiap pemerintahan daerah setingkat kota dan kabupaten, terdapat institusi khusus yang menangani masalah kebersihan. Berbagai program yang didukung anggaran resmi terus digagas, namun masalah sampah tetap dikeluhkan masyarakat.
Guna memotivasi gerakan bersih, pemerintah memberikan anugerah sertifikasi Adipura bagi kota atau daerah yang berhasil mengelola sampah dengan baik. Kota Medan, adalah salah satu dari beberapa kota lain di Indonesia yang tahun ini menerima anugerah piala Adipura.
Meski demikian penghargaan tidak menjadi jaminan sebuah kota terbebas selamanya dari masalah sampah, bila otoritas kota gagal mempertahankan perilaku masyarakat yang mencintai kebersihan kotanya.
Kita sering menemukan tulisan peringatan di tembok rumah tetangga atau lahan kosong,"Jangan Membuang Sampah di Sini!" Meski sudah ada peringatan itu, sampah justeru makin menumpuk di lahan tersebut. Tak jarang, membuang sampah yang tidak pada tempatnya kerap menuai konflik antartetangga atau antarwarga.
Ada peringatan atau tidak ada peringatan, membuang sampah tetap harus menimbang aturan lingkungan. Perilaku membuang sampah sembarangan tidak hanya memicu konflik kehidupan bertetangga, namun bisa mendatangkan ancaman bencana lingkungan.
Sering kali, mentang-mentang tidak ada peringatan "Jangan Buang Sampah di Sini!", ada yang membuang sampah seenaknya di tempat yang tidak seharusnya: sungai, selokan, drainase, tanah lapang, trotoar dan lainnya. Perilaku membuang sampah sembarangan seperti itu dapat mendatangkan bencana antara lain pencemaran bau tak sedap, wabah penyakit dan bencana banjir akibat saluran air tersumbat sampah.
Sampah, bila tidak ditangani dengan baik menjadi sumber masalah lingkungan yang pelik. Banyak anggaran digelontorkan untuk penanggulangan sampah, hasilnya tetap tidak maksimal. Sampah masih menumpuk di sana-sini. Sampah masih menyumbat selokan dan aliran sungai. Berbagai pemikiran juga dituangkan untuk menemukan solusi mengentaskan problem sampah sebagai masalah lingkungan yang paling akrab dengan aktivitas kehidupan. Berbagai teknologi diciptakan untuk mengubah sampah menjadi sesuatu yang lebih bermanfaat bagi kehidupan. Meski demikian sampah masih tetap menjadi masalah di berbagai kota.
Pemerintah telah menerapkan berbagai kebijakan menyangkut pengelolaan dan aturan penanganan sampah. Di setiap pemerintahan daerah setingkat kota dan kabupaten, terdapat institusi khusus yang menangani masalah kebersihan. Berbagai program yang didukung anggaran resmi terus digagas, namun masalah sampah tetap dikeluhkan masyarakat.
Guna memotivasi gerakan bersih, pemerintah memberikan anugerah sertifikasi Adipura bagi kota atau daerah yang berhasil mengelola sampah dengan baik. Kota Medan, adalah salah satu dari beberapa kota lain di Indonesia yang tahun ini menerima anugerah piala Adipura.
Meski demikian penghargaan tidak menjadi jaminan sebuah kota terbebas selamanya dari masalah sampah, bila otoritas kota gagal mempertahankan perilaku masyarakat yang mencintai kebersihan kotanya.
daftar pustaka
http://www.analisadaily.com/news/read/2012/09/23/76268/membuang_sampah_yang_jadi_masalah/#.ULimcLXm5Fo